KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agroklimatologi ini sebagai
tugas dari Bapak Dr.Ir. Hairul Basri,M.Sc. Semoga makalah ini dapat
menyelesaikan tugas saya dan dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Harapan saya semoga makalah
ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Makalah ini saya akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Banda
Aceh, 31 April 2014
Marjan Taufiq Kurrahman
(1305108010025)
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
Bab
1. Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan Makalah
1.3. Metodelogi Penulisan Makalah
Bab
2. Hujan dan Ruang Lingkupnya
2.1. Pengertian
Hujan
2.2. Proses
Terjadinya Hujan
2.3. Macam-Macam
Hujan di Indonesia
2.4. Alat
Pengukur Curah Hujan
2.5. Manfaat Hujan
Bagi Kehidupan
2.6. Hujan Buatan
2.7. Hujan Asam
2.8. Hujan Es
Bab 3. Penutup
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Daftar Pustaka
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia
merupakan salah satu Negara yang letaknya didaerah garis khatulistiwa. Oleh
karena itu Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Kedua musim tersebut sangat mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan
dinegara ini, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negative. Disini saya
akan membahas tentang hujan, karena hujan sangat mempengaruhi aktivitas makhluk
hidup, terutama manusia. Hujan juga merupakan salah satu sumber air dimuka
bumi, dan makhluk hidup tidak akan bisa hidup tanpa air. dengan adanya hujan,
ketersediaan air akan terpenuhi. Namun, jika hujan yang terjadi secara
berkepanjangan bia mengakibatkan bencana bagi makhluk hidup dan lingkungan,
contohnya banjir, tanah longsor, pengikisan tanah (erosi) dan dampak buruk
lainnya.
Teknologi
Pengendalian Cuaca mnjadi bagian dari pengelolaan sumber daya air. Menginginkan
turunnya hujan pada musim kering seperti sekarang, sering menjadi sebuah penantian
panjang. Padahal, sumber-sumber air telah mongering dan kebutuhan akan air
semakin meningkat. Termasuk untuk Pembangkit Listrik. Untuk mempercepat
turunnya hujanpada musim kering yang berkepanjangan, tak ada jalan lain selain
melakukan campur tangan terhadap alam yaitu dengan membuat hujan buatan.
1.2 Tujuan
Penulisan Makalah
Tujuan
daripembuatan makalah ini adalah untuk :
a.
Mengetahui
apa itu hujan
b.
Mengetahui
bagaimana proses terjadinya hujan
c.
Mengetahui
hujan apa saja yang terjadi di Indonesia
d.
Mengetahui
alat apa yang dapat mengukur curah hujan
e.
Mengetahui
bagaimana menciptakan hujan buatan beserta dampaknya, dan
f.
Mengetahui
manfaat hujan bagi makhluk hidup.
1.3 Metodelogi
Penulisan Makalah
Makalah ini memakai metode penulisan :
1.
Deskriptif
2.
Media
Internet dan Modul Praktikum
3.
Tidak
Berlebihan, dan
4.
Sesuai
Fakta dan Pendapat Para Ahli Klimatologi.
II. HUJAN
DAN RUANG LINGKUPNYA
2.1. Pengertian Hujan
Alam (2011) menyatakan
bahwa, Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir
air dari langit ke permukaan bumi akibat
terjadinya kondensasi. Hujan diukur sebagai tinggi air yang jatuh
dipermukaan bumi yang datar dalam periode waktu tertentu.
Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer
tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas
permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di
daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara
semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air
ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun
menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara.
Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai
dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil)
2.2. Proses
Terjadinya Hujan
Alam (2011) menyatakan
bahwa, Proses terjadinya hujan adalah mula -
mula sinar matahari menyinari bumi, energi sinar matahari ini mengakibatkan
terjadinya evaporasi atau penguapan di lautan, samudra, sungai, danau, dan
sumber - sumber air lainnya.Uap - uap air yang naik ini pada ketinggian tertentu
akan mengalami kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh suhu
sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun uap air. Uap - uap air ini kemudian akan membentuk awan.
Kemudian, angin (yang terjadi karena perbedaan tekanan udara) akan membawa
butir - butir air ini. Butir - butir air
ini menggabungkan diri (proses ini dinamakan koalensi) dan semakin membesar
akibat turbelensi udara, butir - butir air ini akan tertarik oleh gaya
gravitasi bumi sehingga akan jatuh ke permukaan bumi. Saat jatuh ke permukaan bumi, butir - butir air akan
melewati lapisan yang lebih hangat di di bawahnya sehingga butir - butir air
sebagian kecil menguap lagi ke atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan
bumi sebagai hujan. Inilah yang dinamakan
hujan.
2.3. Macam-Macam Hujan di Indonesia
Godam64
(2006) menyatakan bahwa, Di area daerah Republik Indonesia dapat kita jumpai
tiga macam hujan / ujan yang turun, yaitu antara lain :
2.3.1.
Hujan
Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang disebabkan oleh bertemunya
angin musim panas yang membawa uap air yang lembab dengan udara dingin bersuhu
rendah sehingga menyebabkan pengembunan di udara yang pada akhirnya menurunkan
hujan.
2.3.2.
Hujan
Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang diakibatkan oleh adanya uap
air yang terbawa atau tertiup angin hingga naik ke atas pegunungan dan
membentuk awan. Ketika awan telah mencapai titik jenuh maka akan turun hujan.
2.3.3.
Hujan Zenit
Hujan zenit adalah hujan yang penyebabnya adalah suhu yang
panas pada garis khatulistiwa sehingga memicu penguapan air ke atas langit
bertemu dengan udara yang dingin menjadi hujan. Hujan zenit terjadi di sekitar
daerah garis khatulistiwa saja.
2.4.
Alat Pengukur Curah Hujan
Hidayat dan Cahyadi (2013) menyatakan bahwa, Secara umum alat pengukur curah hujan dinamakan
penakar hujan. Penakar curah hujan dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu Tipe
Manual dan Tipe Otomatis. Contoh alat pengukur curah hujan tipe manual antara
lain adalah tipe observatorium (ombrometer), sedangkan alat ukur tipe otomatis
seperti Tipe Hellman, Tipe Tilting Siphon dan Tipe Bendix.
Alat pencatat curah hujan dapat memberikan informasi selain
jumlah juga lama dan intensitas hujan. Sebagian besar alat pencatat curah hujan
ini mempunya tipe atau prinsip, yaitu :
a.
Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe
Hellmann
b.
Bejana berjungkat atau tipe tipping bucket
c.
Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe Bendix
Tipe pelampung dan tipe bejana mengukur curah
hujan secara terbatas, sementara setiap jenis hujan dapat diukur dengan alat
yang menggunakan prinsip timbangan. Total hujan dapat dibaca dari grafik.
Dengan mengukur kemiringan grafik, intensitas hujan dapat ditentukan dalam 10
menit atau lebih lama lagi. Grafik dapat digantisetiap hari dan untuk daerah
yang sulit dijangkau kecepatan putarannya dapat diperlambat sehingga dapat
dioperasikan untuk mingguan atau bulanan atau lebih lama lagi.
2.5.
Manfaat Hujan Bagi Kehidupan
Caramanfaat
(2013) menyatakan bahwa, meskipun air hujan, bisa menyebabkan flu, batuk, dan
meriang. Air hujan memiliki suhu dibawah rata-rata dari air tawar lainnya itu membuat badan menggigil kedinginan. Air hujan pun juga memiliki manfaat, Manfaat Air hujan bagi
manusia adalah
Menghilangkan bau amis Kalau kita habis makan ikan atau daging,seringkali
tangan kita masih bau walaupun sudah dicuci dengan sabun. Cobalah cuci tangan
yang bau ikan dengan air hujan. Manfaat air hujan bagi tubuh adalah air hujan mampu
menghilangkan toksin/racun pada tubuh, caranya dengan melarutkan garam dengan
air hujan segar, kemudian rendam telapak kaki kita selama ± 15 menit. Lakukan
secara rutin.Air hujan harus langsung ditampung tanpa melewati genteng melalui
talang. Kemudian selain bermanfaat bagi manusia Air Hujan juga bermanfaat bagi
tumbuhan. Manfaat
Air hujan bagi tanaman lebih baik daripada kita menyiramnya denga air tanah biasa. Dengan
adanya hujan kebutuhan air pada tanaman pun akan terpenuhi.
2.6 Hujan Buatan
Diary, 2012 menyatakan bahwa Hujan
buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat
hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki
kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya.
Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus dan
dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan
deras, biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial
selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang
salah serta memakan biaya yang besar dalam pembuatannya.
Hujan Buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering
akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di
darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai atau danau
kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati
dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu
menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup
bahagia dan sejahtera.
Hujan
yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana pada kehidupan di
bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari hujan yang
berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga mendukung persebaran
hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk
itu kita sudah semestinya membantu menormalkan iklim yang berubah akibat ulah
manusia agar anak cucu kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan
yang kita lakukan saat ini.
2.7 Hujan
Asam
(Landsberg,
1995) dalam Geomorphologys,2011
menyatakan bahwa Hujan asam merupakan salah satu dampak dari
pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, social dan politik.
Kejadian hujan asam yang sering terjadi beberapa decade ini menjadi isu yang
cukup penting untuk dibahas. Pemahaman akan femonena hujan asam diharapkan
mampu menggugah perhatian masyarakat tentang upaya-upaya untuk menghadapinya
serta mengetahui cara-cara untuk menanggulanginya.Hubungan antara emisi kimia
ke atmosfer dengan dampak yang ditimbulkan akibat hujan asam sangat kompleks
baik dari segi lingkungan ekosistem, kesehatan manusia maupun pada benda-benda.
(Laras, 2006) dalam Geomorphologys,2011
menyatakan bahwa Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius
yang harus benar-benar difikirkan oleh umat manusia. Hujan asam merupakan istilah
umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya
turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi
juga “kering”. Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi (pengendapan)
basah dan deposisi kering. Hujan asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara
air, oksigen dan zat-zat asam lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan
mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut. Deposisi basah mengacu
pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah,
ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari konsentrasi
asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity ( kemampuan air atau
tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena.
Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50%
keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian
angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah
dan pohon.
Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel
di bangunan atau pohon tersebut akan terbilas, menghasilkan air permukaan
(runoff) yang asam. Angin dapat membawa material asam pada deposisi kering dan
basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan kilometer. Untuk mengukur
keasaman hujan asam igunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika
telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air murni mempunyai pH 7 ). Makin rendah pH air
hujan tersebut , makin berat dampaknya bagi mahluk hidup.
Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam diukur menggunakan skala pH, air murni
memiliki pH sekitar 7 sedangkan hujan yang normal bersifat agak asam karena
adanya kandungan karbon dioksida yang terlarut didalamnya sehingga pH-nya
sekitar 5,5. Pengukuran hujan asam dapat menggunakan botol, kemudian air hujan
ditampung dalam botol tersebut. Dengan menggunakan indicator pH maka tingkat
kebasaan maupun keasaman hujan dapat diketahui. Jika ingin mengetahui pengaruh
hujan asam pada batuan sesuatu yang dapat dilakukan adalah menampung air hujan pada
botol dengan corong terbalik, kemudian air yang tertampung diteteskan pada
batuan yang diuji. Pengujian dapat dilakukaan pada batuan beku dan batuan
sedimen. Sebagai contoh batuan beku yang diambil untuk sampel adalah batu
andesit sedangkan batu sedimen berupa batu gamping. Sifat batu granit yang
sudah asam maka ketika terkena tetes air hujan yang asam, batu tersebut tidak
ikut terlarut. Sebaliknya, pada batu gamping yang memiliki sifat basa, maka
batu gamping akan terlarut dan air yang melarutkan batu tersebut menjadi keruh.
2.8
Hujan Es
Wikipedia,
2014 menyatakan bahwa Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah
melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku. Es yang
terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun
telah turun ke aras yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat, tidak
semua es mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negarasubtropis, tapi
bisa juga terjadi di daerah ekuator.
Proses
lain yang dapat menyebabkan hujan adalah pembekuan, di mana uap air lewat
dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang
mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar.
Hujan es
disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal
berlapis-lapis (CB) di dekat permukaan bumi, dapat juga berasal dari awan multisel,
dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area horizontalnya sekitar 3
– 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10
menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan
tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang kearah vertikal sampai
dengan ketinggian 30.000 kaki lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa
berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB).
III.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah
beserta isi dan penjelasannya diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan :
1.
Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit
ke permukaan bumi akibat terjadinya
kondensasi
2.
Hujan merupakan sebuah siklus, dan akan terus seperti itu
3.
Di Indonesia terdapat 3 jenis hujan, yaitu hujan frontal,
hujan orografis dan hujan zenit
4.
Curah
hujan dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut Penakar Hujan
5. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya tipe
atau prinsip, yaitu Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe
Hellmann, Bejana berjungkat atau tipe tipping bucket, dan Timbangan, contohnya
pada penakar hujan tipe Bendix
6.
Hujan memiliki manfaat tersendiri bagi setiap makhluk hidup
7. Hujan
buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat
hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki
kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya
8.
Hujan Buatan merupakan modifikasi cuaca
9. Hujan asam merupakan salah satu dampak dari pencemaran
udara yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, social dan politik.
10.
Hujan
asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke
bumi
11. Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku.
3.2. Saran
Permasalahan-permasalahan
yang terjadi pada saat musim hujan beberapa adalah masalah yang timbul dari
kita, sebaiknya kita menyadari itu dan merubah perbuatan itu kearah yang lebih
baik. Dan juga
beberapa permasalahan itu timbul sesuai kehendak alam tetapi jangan membuat
kita tidak bersemangat dan berputus asa, maka jalanilah hidup sesuai aturan
alam. Kita sebagai manusia yang diberkahi pengetahuan oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa, sebaiknya berfikir untuk menciptakan cara mencegah dampak dampak buruk
dari alam terutama hujan, seperti hujan asam. Kita dapat mengurangi penggunaan
barang yang dapat menimbulkan bencana tersebut, karena mencegah lebih baik dari
pada mengobati.
Sekian makalah singkat saya, semoga
dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi anda. Terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Alam, R.2011. Pengertian Hujan dan Proses Terjadinya Hujan.
id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2118324-pengertian-hujan-dan-proses-terjadinya/.
diakses pada 27 April 2014
Caramanfaat.2013.Manfaat
Air Hujan.
caramanfaat.com/manfaat-air-hujan/
diakses pada 27 April 2014
Diary.2012.Hujan Buatan,
Bagaimana Proses Terjadinya?.
diakses pada 29 April 2014
Geomorphologys.2011.Hujan
Asam, Penyebab dan Proses Pembentukannya.
http://younggeomorphologys.wordpress.com/2011/01/15/hujan-asam-penyebab-dan-proses-pembentukannya/.
diakses pada
29 April 2014
Gondam64.2006.Jenis dan Macam Hujan yang Ada di Wilayah
Indonesia.
www.organisasi.org/1970/01/jenis-dan-macam-hujan-yang-ada-di-wilayah-indonesia-hujan-frontal-hujan-orografis-dan-zenit-belajar-online-ilmu-ips-geografi-umum.html.
diakses pada 27 April 2014
Hidayat dan Cahyadi.2013.Penuntun Praktikum
Agroklimatologi.Fakultas Pertanian
Unsyiah.Banda
Aceh
Landsberg, 1995 dalam Geomorphologys.2011.Hujan Asam, Penyebab dan
Proses Pembentukannya.
http://younggeomorphologys.wordpress.com/2011/01/15/hujan-asam-penyebab-dan-proses-pembentukannya/.
diakses pada
29 April 2014
Laras, 2006 dalam Geomorphologys.2011.Hujan Asam, Penyebab dan
Proses Pembentukannya.
http://younggeomorphologys.wordpress.com/2011/01/15/hujan-asam-penyebab-dan-proses-pembentukannya/.
diakses pada
29 April 2014
Wikipedia.2014.Hujan Es.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_es
diakses pada
29 April 2014
Wikipedia.2014.Hujan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan
diakses pada
29 April 2014